Dongeng ini saya publikasikan yang pertama kali.
Baca boleh, copas boleh tapi harus disertakan penulisnya(Oleh :Iwan Wijaya Purba Wisesa )
Asal
usul Buah Kelapa
Di
zaman dahulu kala hiduplah seorang perjaka dan kedua orang tuanya di pantai
timur di pulau Borneo. Keluarga itu hidup sederhana sebagai seorang nelayan
yang tiap hari mencari ikan di laut. Karena kedua orang tuanya sudah tua hanya
di rumah saja, maka si pemuda itu harus mencari nafkah sendiri untuk menghidupi
keluarganya. Hari berganti hari dan tahun berganti tahun akhirnya si pemuda itu
ingin memiliki istri yang cantik dan pintar bekerja. Tiap tengah malam pemuda
itu berdoa pada Tuhan di pantai dekat rumahnya.
“Oh
Tuhan Yang Maha Kuasa. Hambamu yang lemah ini berdoa untuk suatu keinginan. Di malam
yang sunyi ini aku menghadap kepada-Mu”
Pemuda
itu hampir tiap malam duduk dan berdoa. Di alam lain sudah menjadi kerjaan
rutin ada Peri dari alam halus yang tiap malam jumat berjalan-jalan di pantai
secara tidak sengaja bertemu si pemuda itu. Karena peri termasuk makhluk halus
maka dia menjelma menjadi ikan supaya bisa bicara didengar oleh pemuda itu.
"Wahai
pemuda yang berbakti pada orang tua, aku bisa membantu kamu mendapatkan
gadis cantik untuk kamu jadikan istri," Peri tersebut berkata.
Si
pemuda kaget ada suara wanita tapi tidak melihat wanita itu. Lalu si pemuda
menjawab
"Siapa
kamu, apakah kamu benar-benar ingin membantu aku."
Peri
menjawab pertanyaan pemuda tersebut.
"Aku
penghuni pantai ini, cuman aku dari alam halus, aku bisa membantu kamu tapi ada
1 syarat yang harus kamu penuhi dan bila kamu melanggar syarat itu maka secara
langsung gadis itu akan pergi, syaratnya yaitu apabila dia bekerja kamu tidak
boleh melihat atau mengintip gadis tersebut apapun yang dilakukannya."
Pemuda itu penasaran mendengar itu dan galau
100% dalam hatinya gundah tentang 1 syarat itu, hatinya bergelora antara
menjawa iya dan tidak ...
"Mm..
baru kali ini aku Galau Tingkat Tinggi". Akhirnya pemuda itu menjawab
"Aku bisa menjawab iya atau tidak harus melihat gadis itu dulu, dimana
bisa kutemui gadis itu?”
Sang
Peri menjawab pertanyaan pemuda itu.
"Baik
kalau kamu ingin menemui gadis itu. Pergilah kamu ke Utara, di sana ada batu
karang di pantai gadis itu sekarang duduk di batu karang itu lalu perkenalkan
dirimu dengan sopan dan ramah.”
Mendengar
suara itu pemuda merasa senang bercampur penasaran. Di sisi lain, Peri itu kemudian
berubah dari ikan menjadi gadis cantik yang duduk manis di batu karang. Pemuda
itu terus melangkahkan kaki menuju ke Utara, dan benar juga apa yang dilihatnya.
Ada seorang gadis duduk di batu karang. Pelan-pelan didekati lalu pemuda itu
memperkenalkan diri dan menyatakan bahwa 1 syarat itu bisa dipenuhi, kemudian
berkata.
"Waaooww
cantik sekali kamu. Aku mau menikahi kamu. Jangankan 1 syarat, 10 syarat aku
juga sanggup.”
Akhirnya
pemuda itu membawa pulang dan diadakan pesta pernikahan yang meriah. Hari
berganti tahun berlalu dengan suasana keluarga yang harmonis dan sederhana.
Dalam hati pemuda itu bahagia memiliki istri cantik dan pintar bekerja terutama
kalau memasak masakannya nikmat dan semua orang berkata begitu, mau tanya malu
mau lihat kalau istrinya bekerja tidak boleh. Sudah menjadi kebiasaan kalau
istrinya bekerja atau memasak rumah ditutup rapat dan tidak ada yang boleh
melihat. Banyak orang bertanya pada pemuda tersebut tentang bagaimana cara
memasak dan dari daerah mana istrinya berasal.
Selain
istrinya pintar dirasakan pemuda itu bila dia kelaut cari ikan mendapatkan
banyak hasil, yang membuat keluarganya sejahtera. Kepandaian istrinya memasak
tersebar luas dan banyak orang penasaran. Suatu hari ada orang kampung
membisiki si pemuda itu untuk mengintip pada saat istrinya memasak di dapur,
awalnya bisikkan itu tidak digubris karena itu melanggar syarat dan pasti
istrinya marah. Dilain hari ada orang lainnya menyuruh hal sama, akhirnya
pemuda itu menuruti untuk mengintip istrinya pada saat memasak.
Suatu
hari, pada saat istrinya memasak pelan-pelan, diintipnya dari lubang kecil
bagaimana istrinya memasak. Dengan hati berdebar, baru kali ini dia melihat
istrinya memasak. Dilihatnya istrinya hanya mengambil sedikit beras dan sayur
untuk dimasak. Ia bekerja dengan cepat. Semua terlihat biasa saja sama seperti
dengan orang lain. Tapi yang berbeda hanya pada saat memasak, jari kelingking
istrinya ditekan kuat dan mengeluarkan cairan berwarna putih dan dimasukkan ke semua
masakannya. Pemuda itu baru mengetahui kalau jari kelingking istrinya bisa
mengeluarkan cairan berwarna putih. Karena penasaran, pemuda itu bertanya
kepada istrinya.
“Istriku
kenapa jari kelingkingmu bisa mengeluarkan cairan berwarna putih?”
Tahu
kalau syaratnya dilanggar, lalu istrinya marah dan menangis tidak mau kerja
lagi. Bahkan istrinya ingin berpisah pergi dan tak kembali, mendengar itu si
pemuda sedih dan tidak menyangka kalau jadi begini. Sebelum istrinya pergi, ia
berkata kepada suaminya.
"Suamiku, sebenarnya aku tahu kamu sayang sama aku. Suamiku
aku tahu kalau kamu patuh dengan syarat itu. Suamiku, aku tahu kamu mengintip
karena disuruh orang. Suamiku, aku juga tahu kamu tidak bisa pisah dengan aku.
Tapi, dengan syarat dilanggar maka aku harus pergi. Untuk membalas kebaikanmu,
maka nanti setelah aku pergi tolong jasadku dimakamkan di pinggir pantai pada
saat pertama kali kita bertemu. Satu lagi suamiku, jaga aku dengan kasih
sayangmu. Suamiku, aku akan setia bersamamu dalam bentuk yang lain. Selamat
tinggal suamiku.”
Setelah
berkata yang terakhir, istrinya lalu lemas dan terpejam. Si pemuda itu
memeluknya. Tapi, istrinya telah meninggal dunia atau pergi untuk selamanya.
Sesuai dengan pesan istrinya, ia kemudian memakamkan jasad istrinya di pantai tepat
pada saat mereka bertemu pertama kali lalu dijaga makam itu. Bulan berganti
bulan, tak diduga dan disangka pemuda itu, ternyata diatas makam istrinya
tumbuh pohon yang belum pernah dilihatnya. Berganti tahun ternyata pohon
itu berbuah banyak. Lalu pemuda itu mengupas dan diambil air dan isinya. Pemuda
itu terheran-heran ternyata rasa isi buahnya rasanya sama dengan rasa masakan
istrinya. Kemudian pemuda itu memberi tahu orang kampung bahwa ada pohon yang
buahnya banyak manfaatnya. Sekarang orang menyebut pohon itu dengan nama pohon
kelapa.
Dongeng ini saya pubikasikan yang pertama kali.
Baca boleh , copas boleh tapi harus disertakan penulisnya
( Kalimantan Timur : 29-12-2012)