Ceritanya di Selat Panjang, dulu ada seorang pria dan wanita saling
jatuh cinta, setelah berpacaran beberapa waktu lamanya,rupanya mereka
tidak berjodoh. Si wanita menikah dengan pria lain, sedangkan si pria
tetap membujang untuk waktu yang lama.
Setelah beberapa tahun, si wanita pun telah menjadi ibu dari dua
orang anak. Anaknya sudah memasuki waktu remaja. Sudah menjalani
pendidikan di tingkat pertama (Tsanawiyah).
Si pria tetap membujang, si pria bekerja sebagai penebang kayu
hutan (balak). Pada suatu hari, saat si pria menebang kayu hutan yang
besar, dia salah perkiraan akan jatuhnya pohon tersebut. Si pria sempat
lari, tapi sayang, malang tak dapat di tolak, saat dia lari menghindari
pohon tersebut, si pria tersebut terjatuh. Pohon tersebut jatuh dan
menimpa kakinya. Dikarenakan kaki si pria tak dapat diselamatkan,
akhirnya kakinya diamputasi.
Bagaimanakah reaksi si wanita yang dulu pernah mencintainya?
Ketika si wanita mendengar musibah yang dialami si pria, si wanita sangat bersedih hati.
Ketika si wanita mendengar musibah yang dialami si pria, si wanita sangat bersedih hati.
Akhirnya si wanita menemui suaminya, si wanita berkata pada suaminya,
bahwa dia ingin diceraikan, dengan alasan ingin merawat si pria sampai.
Tentu suaminya sangat terkejut, tapi suaminya sadar, bahwa ia masih
sangat beruntung, ia masih punya anggota badan yang lengkap, dan ia pun
sudah punya anak-anak yang disayanginya.
Suaminya sadar tentu si pria akan sulit mendapatkan jodoh, tentu tidak ada perempuan yang mau menikah dengan seorang lelaki yang tidak punya kaki. Akhirnya dengan ikhlas, suaminya mau menceraikan si wanita. Empat bulan kemudian, menikahlah si wanita dan si pria itu. Dan merekapun hidup bahagia.
Jika kalian sedang berjalan-jalan di Selat Panjang, Kepulauan
Meranti, pergilah kalian ke Jalan Dorak. Di sanalah si pria dan si
wanita hidup bahagia, dengan bengkel kecil yang mereka miliki,
terkadang si pria mengantar penumpang dengan bajajnya. Dan mereka pun
punya toko kecil yang dibantu anak angkat mereka yang baik hati. Sampai
kini mereka masih menjalani hidup ini, menjalani hari-hari mereka
dengan bahagia. Kisah mereka pun jadi saksi akan adanya cinta sejati,
cinta yang lahir dari pengorbanan yang besar.